[Baca Novel Roman Horor] Enigmatic - Ch. 22 (1/2)

๐Ÿ˜Ž Webnovel Anti Drama Platform ๐Ÿ˜Ž Buat kamu yang bosan dengan chapter berbayar, kamu bisa temukan dan BACA novel dewasa romantis Bahasa Indonesia secara ONLINE hanya di sini. Cerita baru sudah tersedia. Chapternya lengkap, GRATIS, tanpa download aplikasi, tanpa log in, tanpa koin, tanpa langganan premium, dan update tiap hari๐Ÿฅณ




“Halo?” Arun mengangkat telepon itu dengan malas.
Patutnya ia heran kenapa tiba-tiba Onny menelpon. Biasanya tidak pernah walaupun dia sudah berjasa membawa Talisa ke dalam hidupnya yang sebelum ini datar-datar saja serta penuh dengan kekhawatiran akan patah hati. Sepupunya itu pasti menelponnya karena Talisa bercerita padanya tentang pertengkaran mereka beberapa hari lalu dan sejak itu Talisa seperti penderita autis yang sibuk dengan dunia sendiri sekali pun Arun ada di dekatnya.
“Kamu di mana?” tanya Onny, kedengarannya jengkel.
“Di rumah,” jawabnya, sebal lalu mendecak. “Ada apa?”
“Dua hari ini aku coba telepon Talisa tapi tidak pernah masuk,” jelasnya, kali ini terdengar khawatir. “Perasaanku tidak enak, Run. kamu tahu dia kenapa?”
Arun cukup kaget. Talisa? Dua hari tidak bisa dihubungi? Untuk ukuran perempuan sesibuk dia, telepon tidak bisa dihubungi itu bisa membuat orang-orang di kantornya histeris! Merajuk haruskah sampai seperti ini?
“Jangan mengaku bahwa dua hari ini kalian saling tidak bicara,” celetuk Onny tiba-tiba.
Ya, benar. Dua hari ini mereka tidak bertemu. Dan tiga hari sebelumnya lagi mereka sudah tidak saling berkomunikasi. Arun menghindarinya sementara waktu hanya supaya mereka tidak bertengkar. Terpaksa. Bicara dengan Talisa memang sulit. Berdebat dengannya tak pernah bisa menang; perempuan memang begitu tapi Talisa dia jauh lebih rumit. Talisa seringkali membuatnya merasa bodoh. Harus diakuinya, perempuan itu pintar. Kalau tidak, dia tidak akan menjadi seorang manajer di usia muda.
“Aku akan menelponnya,” hanya itu yang dia katakan pada Onny sebelum sepupunya itu kembali menasehatinya agar lebih peduli dengan perasaan perempuan. Bukan mengutamakan ego di atas segalanya bahkan di saat Talisa sudah menangis darah di hadapannya. Paling menyebalkan, Onny mengatainya tidak tahu diri. Banyak lelaki yang suka pada Talisa, tapi dari sekian banyak orang yang mapan, Talisa malah memilih dirinya.
Memang pertemuan pertama mereka sangat unik. Di toilet gedung tempat resepsi pernikahan Onny di mana saat penyakitnya kambuh, ia dihampiri seorang perempuan cantik yang takut dengan darah tapi menemaninya di rawat di rumah sakit setelah hari itu. Arun memang langsung menyukainya dan tanpa basa basi mengajaknya pacaran dan Talisa menerimanya tanpa syarat. Teman-temannya bilang, itu adalah sebuah keberuntungan. Tapi, mereka tak pernah tahu, Talisa yang kelihatan sangat berpendirian itu menyimpan banyak rahasia.
Untuk sederhananya saja, ketika Arun bertanya kenapa dia takut darah, Talisa tak mau menceritakannya. Seakan ada kejadian yang begitu traumatis tentang melihat darah yang tak ingin dia ungkapkan. Tapi, Arun adalah orang terdekatnya saat ini dan sangat identik dengan darah. Ketika penyakitnya kambuh, batuknya akan mengeluarkan darah yang tidak sedikit. Arun tak yakin Talisa bisa tahan dengan itu jika hidup bersamanya.
Keingintahuan Arun semakin besar saat tanpa sengaja saat berkunjung ke rumah Onny, ia mendengar Onny dan ibunya membahas tentang Talisa hanya karena sekarang Arun berpacaran dengannya. Onny dan Talisa sempat berselisih karena seseorang sampai Onny berhenti bekerja dan pergi merantau bersama kakaknya. Dengar-dengar orang itu adalah cinta pertamanya Talisa.
Awalnya, Arun tak pernah mempermasalahkan itu. Semua orang punya masa lalu tentang cinta pertama. Tapi, itu mulai sedikit menggelisahkan karena begitu melihat Arun mereka langsung berhenti cerita. Untuk apa mereka menutupinya? Toh, itu masa lalu. Tapi, mereka menimbulkan kesan bahwa cerita masa lalu Talisa itu sangat berbahaya untuk dia dengar. Memangnya ada apa?
Arun bukan tipe pencemburu. Dia mempercayai Talisa karena mereka bertemu setiap hari walaupun hanya beberapa jam. Dia bisa membuka ponsel Talisa untuk mengetahui isinya kalau dia mau dan sebaliknya. Tidak ada satu pun yang harus disembunyikan. Bahkan Arun bisa dengan gamblang menceritakan tentang pacar-pacarnya yang dulu dan Talisa menanggapinya dengan canda tawa dan ledekan. Talisa juga tidak pernah cemburu. Hanya saja Talisa kurang terbuka tentang masa lalunya. Dia hanya berkata bahwa dia lebih sering meninggalkan daripada ditinggalkan dan sekali ditinggalkan, dia benar-benar hancur. Arun pernah tahu laki-laki yang pernah merenggut segalanya dari Talisa dan karena paham itu terlalu menyakitkan, dia tak pernah bertanya lagi.
Tapi, niat untuk tahu lebih banyak timbul setelah dia mendengar nama ‘Chakka Adhyaksa’ –dan Talisa mengakui bahwa laki-laki itulah yang membuatnya hancur. Tapi, Talisa selalu mengulanginya ‘Aku tidak mencintainya seperti aku mencintai kamu sekarang, Arun...’. Hanya saja, sosok di masa lalu itu sepertinya selalu saja mengganggu karena Arun merasa bahwa terkadang Talisa mengharapkan dirinya agar bisa seperti Chakka. Tentu itu mustahil dan Arun merasa tak berguna.
***
Posted by
Home Stories Wattpad Instagram Facebook TikTok Threads
Tautan disalin

Komentar

1 comments: